Pendidikan Karakter Bangsa adalah pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
dirinya, sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara yang religius,
nasionalis, produktif, kreatif dan inovatif.
Secara programatik pendidikan karakter bangsa di sekolah adalah usaha
bersama semua guru dan kepala sekolah melalui semua mata pelajaran dan budaya
sekolah dalam membina dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada
peserta didik. Pembinaan dan pengembangan pendidikan karakter bangsa terjadi
melalui proses aktif peserta didik di bawah bimbingan guru dalam kegiatan
belajar.
Sedangkan secara teknis pendidikan karakter bangsa
diartikan sebagai proses internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya,
karakter bangsa dan nilai-nilai luhur akhlak mulia yang dilakukan oleh peserta
didik secara aktif di bawah bimbingan dan contoh perilaku guru, kepala sekolah
dan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah, serta diwujudkan dalam interaksi
sosial di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Implementasi berdasarkan Cura Personalis,
pendidikan karakter bangsa dapat terealisasikan dengan ditunjang beberapa
langkah atau aktifitas, antara lain:
Keteladanan
guru/orangtua dan lingkungan masyarakat yang kondusif
Seminar/ceramah
Kontrak
pribadi/komitmen
Morning
Assembly
Refleksi
(harian dan sehabis tiap kegiatan)
Ekstra
Kurikuler di sekolah, misalnya kegiatan Pramuka, PMR dll.
Tata tertib
Pelibatan
peserta didik dalam kegiatan non akademik
Integrasi
dalam kurikulum
Ada 18 Nilai Karakter Bangsa yang harus ditanamkan
dalan ucapan dan tindakan/perilaku peserta didik dalam aktifitasnya
dilingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat, yaitu :
Religius Jujur
Toleransi Disiplin
Kerja Keras Kreatif
Mandiri Demokratis
Rasa Ingin
Tahu Semangat
Kebangsaan
Cinta Tanah
Air Menghargai
Prestasi
Bersahabat/komunikatif Cinta Damai
Gemar Membaca Peduli Lingkungan
Peduli Sosial Tanggung-jawab
Secara teoritis kognitif tentu saja kedelapanbelas
karakter bangsa tersebut di atas tidak sulit dan tidak memerlukan waktu yang
lama untuk dijelaskan definisinya oleh guru kepada peserta didik. Dengan satu
atau dua kali pertemuan di dalam kelas guru dapat menjelaskan arti dan makna
nilai karakter bangsa tersebut. Namun dalam tataran implementasi dalam sikap
dan perilaku sehari-hari kedelapanbelas nilai karakter bangsa tersebut sungguh
tidak mudah untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan jujur harus kita akui bahwa kedelapanbelas
nilai karakter bangasa tersebut di atas sudah semakin luntur, pudar bahkan
menghilang dalam perilaku kehidupan masyarakat sehari-hari. Bukankah tindakan
korupsi terus terjadi di setiap instansi dengan berbagai modus operandinya?
Bukankah para koruptor terus gentanyangan di setiap kantor? Sehingga negara
kita tercatat dijajaran elit negara terkorup di dunia. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai-nilai kejujuran dan kepedulian sosial sudah pudar menghilang dalam
perilaku pejabat publik negeri ini. Para pejabat publik baik yang duduk di
lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif perbuatannya banyak yang
menghianati rakyat. Anggaran negara yang dialokasikan untuk meningkatkan
mencerdaskan dan mensejahteraan rakyat dijadikan dana bancakan. Konon sekitar
30-40% dari anggaran tersebut ke kantong atau rekening pribadi para pejabat
yang terlibat. Begitu pula di dalam aktifitas kehidupan masyarakat bangsa ini,
nilai-nilai karakter bangsa semakin langka kita lihat dalam kehidupan nyata.
Tindakan anarkhis, seperti aksi terorisme, tawuran antar pelajar antar
mahasiswa, antar suku, antar kampung sering terjadi di bumi pertiwi ini
menunjukkan bahwa nilai karakter toleransi, demokratis, cinta damai dan
bersahabat sudah hampir lenyap dalam lubuk hati bangsa kita. Perbuatan asusila,
amoral seperti prostitusi, mengkonsumsi NARKOBA dan penyakit masyarakat lainnya
sungguh mewarnai kehidupan masyarakat kita. Hal ini mengindikasikan bahwa
nilai-nilai religius sudah tergerus dalam perilaku masyarakat.
Pendek kata, delapan belas nilai-nilai karakter
bangsa tersebut di atas kini hanyalah wacana dalam retorika tapi sulit kita
lihat dalam realita kehidupan. Kondisi seperti ini memerlukan komitmen seluruh
elemen masyarakat untuk menanam, menyiram dan memupuk kembali nilai-nilai
karakter bangsa di dalam hati nurani generasi bangsa, sehingga tumbuh dan
berkembang kembali dalam ucapan dan perilaku kehidupan masyarakat.
Menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter bangsa harus sinergi dilaksankan di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Apabila ketiga pilar penopang
keberhasilan pendidikan tidak memiliki komitmen, dan integritas moral, maka
sulit kiranya nilai-nilai karakter bangsa tersebut di atas tertanam dalam
ucapan dan perbuatan peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
Mari kita selamatkan negeri ini dari berbagai
keterpurukan dan ketertinggalan dengan cara berusaha menjadi suri tauladan/
uswatun hasanah dalam merealisasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam
aktifitas kehidupan sehari-hari. Yakin kita bisa jika kita berusaha, pasti kita
mampu jika kita mau.
Sumber: http://nurmanali.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar